Archive for November 2013
Pemilihan Media Pembelajaran.
By : Unknown
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media
Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya.
Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran[1].
B. Pemilihan Media
Media Jadi dan Media Rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat
di pasaran luas dalam keadaan siap pakai dan media rancangan karena perlu
dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran
tertentu. Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihan dari media jadi dalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk
pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan
tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk
mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi
prototipnya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk
mendapatkan media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi
yang dapat sepenuhnya
sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat. Mungkin,
faktor waktu, tenaga dan biaya ini dikaitkan dengan laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang menyebabkan banyak Negara berkembang
memilih media jadi baik untuk diangkat secara utuh dengan modifikasi
seperlunya, maupun diadaptasikan dengan keadaan setempat.
C.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah :
a.
Bermaksud
mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
b.
Merasa
sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan proyektor transparansi.
c.
Ingin
member gambaran atau penjelasan yang lebih konkret.Merasa media dapat berbuat
lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah
belajar siswa.
d.
Jadi,
dasar pertimbangan untuk memeilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
1.
Alasan
Teoritis Pemilihan Media
Media merupakan
salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan
evaluasi maka sudah seharusnya guru menggunakan media.
Alasan pokok
pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari oleh konsep pembelajaran
dalam sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan.
Upaya untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sasuai dengan materi
strategi yang digunakan dan karakteristik siswa.
2.
Alasan
Praktis Pemilihan Media
Beberapa
penyebab orang memilih media antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996) sebagai
berikut :
a.
Demonstration
Dalam hal ini
media dugunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat,
objek, kegunaa, cara mengoperasikan, dan lain-lain.
b.
Familiarity
Penggunaan
media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu
karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media
tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan mempelajarinya
membutuhkan waktu, tenaga, biaya sehingga secara terus menerus ia menggunakan
media yang sama.
c.
Clarity
Yaitu untuk
lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih
konkrit.
d.
Active
Learning
Siswa harus
berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional.
D.
Kriteria
Pemilihan
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajar, setidaknya masih ada empat
faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media.
1.
Ketersidiaan
sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada harus dibeli atau dibuat sendiri.
2.
Apakah
untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan
fasilitasnya
3.
Faktor
yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan
untuk waktu yang lama, artinya media bisa digunakan di mana pun dengan
peralatan yang ada disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4.
Efektivitas
biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada sejenis media yang biaya
produksinya mahal seperti program film bingkai. Namun bila dilihat kestabilan
materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang
program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya
murah misalnya brosur tetapi setiap waktu materinya berganti.
Hakikat dari
pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai,
atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
E.
Model
/ Prosedur Pemilihan Media
Bila dilihat dari bentuknya, dapat dikelompokkan menjadi tiga model
yaitu :
1.
Model
flowchart yang menggunakan sistem pengguguran/eliminasi dalam
pengambilan keputusan pemilihan.
2.
Model
Matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai
seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.
Model
Checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan.
Meskipun belum
ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model Checklist lebih
sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model Matriks
lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan, sedang model flowchart
dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun
media rancangan.
Andreson melihat pemilihan media sebagia bagian yang
tidak terpisahkan dari pengembangan instruksional. Untuk keperluan itu dia
membagi media dalam sepuluh kelompok:
1.
Media
Audio
2.
Media
Cetak
3.
Media
Cetak Bersuara
4.
Media
Proyeksi (Visual) Diam
5.
Media
Proyeksi dengan Suara
6.
Media
Visual Gerak
7.
Media
Audio Visual Gerak
8.
Objek
9.
Sumber
Manusia dan Lingkungan
10. Media Komputer seperti terlihat pada lampiran
Prosedur
pemilihannya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan yang disampaikan
bersifat informasi/hiburan atau pesan instruksional. Bila pesan instruksional
yang ingin ditampilkan, apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar (media)
atau sarana mengajar (peraga). Prosedur selanjutnya ialah menentukan strategi
instruksionalnya, yaitu apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap,
keterampilan fisik atau kognitif. Pemilihan strategi belajar ini mengikuti
prosedur diagram pemilihan media seperti pada lampiran. Selanjutnya kita
memilih media yang sesuai untuk menentukan pilihan akhir. Pertimbangan untuk
memperbandingkan ini dapat dilihat misalnya dari kriteria kemudahan
diperolehnya, keluwesan pemakaiannya (mudah dibawa ke mana-mana), kesesuaiannya
dengan sumber-sumber kondisi dan keterbatasan yang ada seperti tenaga,
fasilitas, dana, dan lain sebagainya.
Prosedur lain
untuk pemilihan media dibuat dalam bentuk matriks seperti yang
dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1977) yang ingin melihat kesesuaian media
dengan tingkat kesulitan pengendalian oleh pemakai. Contoh lain yang juga
mempergunakan pendekatan matriks adalah model yang dikembangkan oleh Allen.
Allen melihat bahwa media tertentu mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu
terhadap yang lain untuk tujuan belajar tertentu dan sebaliknya.
F.
Manfaat
Media dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar,
dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media
pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa
pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam
proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh
khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985)
misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1.
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6. Media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7. Media dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8. Merubah
peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.[2]
Selain
beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut,
tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang
lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
sebagai berikut :
1. Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang dan waktu.
4.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang[3].
Sejarah Pendidikan Islam
By : Unknownbiografi
Umar bin Abdul-Aziz (bahasa Arab: عمر بن عبد العزيز, bergelar Umar II, lahir pada tahun 63 H / 682 – Februari 720; umur 37–38 tahun)[1] adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 (umur 34–35 tahun) sampai 720 (selama 2–3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung, dimana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Keluarga
Ayahnya
adalah Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari
Khalifah Abdul-Malik. Ibunya adalah Ummu Asim binti Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar
bin Khattab,
dimana umat Muslim
menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat
Nabi
yang paling dekat.
Silsilah
Umar dilahirkan sekitar tahun 682. Beberapa tradisi menyatakan ia dilahirkan di Madinah, sedangkan lainnya mengklaim ia lahir di Mesir. Umar dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Ibnu Umar, salah seorang periwayat hadis terbanyak.Kisah Umar bin Khattab berkaitan dengan kelahiran Umar II
Menurut tradisi Muslim Sunni, silsilah keturunan Umar dengan Umar bin Khattab terkait dengan sebuah peristiwa terkenal yang terjadi pada masa kekuasaan Umar bin Khattab.
"Khalifah Umar sangat terkenal dengan kegiatannya beronda
pada malam hari di sekitar daerah kekuasaannya. Pada suatu malam beliau
mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang
miskin.
Kata ibu “Wahai anakku,
segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit
matahari”
Anaknya menjawab “Kita tidak
boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini”
Si ibu masih mendesak “Tidak
mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu”.
Balas si anak “Jika Amirul
Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu”.
Umar yang mendengar kemudian menangis. Betapa
mulianya hati anak gadis itu.
Kata Umar, "Semoga lahir dari keturunan gadis
ini bakal pemimpin Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab
dan Ajam”.
Asim yang taat tanpa banyak tanya
segera menikahi gadis miskin tersebut. Pernikahan ini melahirkan anak perempuan
bernama Laila yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Asim. Ketika dewasa Ummu
Asim menikah dengan Abdul-Aziz bin Marwan yang melahirkan Umar bin Abdul-Aziz.
Kehidupan awal
682 – 715
Umar dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Ibnu Umar, salah seorang periwayat hadis terbanyak. Ia tinggal di sana sampai kematiannya ayahnya, dimana kemudian ia dipanggil ke Damaskus oleh Abdul-Malik dan menikah dengan anak perempuannya Fatimah. Ayah mertuanya kemudian segera meninggal dan ia diangkat pada tahun 706 sebagai gubernur Madinah oleh khalifah Al-Walid I715 – 715: era Al-Walid I
Tidak seperti sebagaian besar penguasa pada saat itu, Umar membentuk sebuah dewan yang kemudian bersama-sama dengannya menjalankan pemerintahan provinsi. Masa di Madinah itu menjadi masa yang jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, dimana keluhan-keluhan resmi ke Damaskus berkurang dan dapat diselesaikan di Madinah, sebagai tambahan banyak orang yang berimigrasi ke Madinah dari Iraq, mencari perlindungan dari gubernur mereka yang kejam, Al-Hajjaj bin Yusuf. Hal tersebut menyebabkan kemarahan Al-Hajjaj, dan ia menekan al-Walid I untuk memberhentikan Umar. al-Walid I tunduk kepada tekanan Al-Hajjaj dan memberhentikan Umar dari jabatannya. Tetapi sejak itu, Umar sudah memiliki reputasi yang tinggi di Kekhalifahan Islam pada masa itu.Pada era Al-Walid I ini juga tercatat tentang keputusan khalifah yang kontroversial untuk memperluas area di sekitar masjid Nabawi sehingga rumah Rasulullah ikut direnovasi. Umar membacakan keputusan ini di depan penduduk Madinah termasuk ulama mereka, Said Al Musayyib sehingga banyak dari mereka yang mencucurkan air mata. Berkata Said Al Musayyib: "Sungguh aku berharap agar rumah Rasulullah tetap dibiarkan seperti apa adanya sehingga generasi Islam yang akan datang dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya tata cara hidup beliau yang sederhana"[2]
715 – 717: era Sulaiman
Umar tetap tinggal di Madinah selama masa sisa pemerintahan al-Walid I dan kemudian dilanjutkan oleh saudara al-Walid, Sulaiman. Sulaiman, yang juga merupakan sepupu Umar selalu mengagumi Umar, dan menolak untuk menunjuk saudara kandung dan anaknya sendiri pada saat pemilihan khalifah dan menunjuk Umar.Kedekatan Umar dengan Sulaiman
Sulaiman bin Abdul-Malik merupakan sepupu langsung dengan Umar. Mereka berdua sangat erat dan selalu bersama. Pada masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul-Malik, dunia dinaungi pemerintahan Islam. Kekuasaan Bani Umayyah sangat kukuh dan stabil.Suatu hari, Sulaiman mengajak Umar ke markas pasukan Bani Umayyah.
Sulaiman bertanya kepada Umar
"Apakah yang kau lihat wahai Umar bin Abdul-Aziz?" dengan niat
agar dapat membakar semangat Umar ketika melihat kekuatan pasukan yang telah
dilatih.
Namun jawab Umar, "Aku
sedang lihat dunia itu sedang makan antara satu dengan yang lain, dan engkau
adalah orang yang paling bertanggung jawab dan akan ditanyakan oleh Allah mengenainya".
Khalifah Sulaiman berkata lagi
"Engkau tidak kagumkah dengan kehebatan pemerintahan kita ini?"
Balas Umar lagi, "Bahkan
yang paling hebat dan mengagumkan adalah orang yang mengenali Allah kemudian mendurhakai-Nya,
mengenali setan kemudian mengikutinya, mengenali dunia kemudian condong kepada
dunia".
Jika Khalifah Sulaiman adalah
pemimpin biasa, sudah barang tentu akan marah dengan kata-kata Umar bin
Abdul-Aziz, namun beliau menerima dengan hati terbuka bahkan kagum dengan
kata-kata itu.Menjadi khalifah
Umar menjadi khalifah menggantikan Sulaiman yang wafat pada tahun 716. Ia di bai'at sebagai khalifah pada hari Jumat setelah salat Jumat. Hari itu juga setelah ashar, rakyat dapat langsung merasakan perubahan kebijakan khalifah baru ini. Khalifah Umar, masih satu nasab dengan Khalifah kedua, Umar bin Khattab dari garis ibu.Zaman pemerintahannya berhasil memulihkan keadaan negaranya dan mengkondisikan negaranya seperti saat 4 khalifah pertama (Khulafaur Rasyidin) memerintah. Kebijakannya dan kesederhanaan hidupnya pun tak kalah dengan 4 khalifah pertama itu. Gajinya selama menjadi khalifah hanya 2 dirham perhari[3] atau 60 dirham perbulan. Karena itu banyak ahli sejarah menjuluki beliau dengan Khulafaur Rasyidin ke-5. Khalifah Umar ini hanya memerintah selama tiga tahun kurang sedikit. Menurut riwayat, beliau meninggal karena dibunuh (diracun) oleh pembantunya.
Sebelum menjabat
Menjelang wafatnya Sulaiman, penasihat kerajaan bernama Raja’ bin Haiwah menasihati beliau, "Wahai Amirul Mukminin, antara perkara yang menyebabkan engkau dijaga di dalam kubur dan menerima syafaat dari Allah di akhirat kelak adalah apabila engkau tinggalkan untuk orang Islam khalifah yang adil, maka siapakah pilihanmu?". Jawab Khalifah Sulaiman, "Aku melihat Umar Ibn Abdul Aziz".Surat wasiat diarahkan supaya ditulis nama Umar bin Abdul-Aziz sebagai penerus kekhalifahan, tetapi dirahasiakan darai kalangan menteri dan keluarga. Sebelum wafatnya Sulaiman, beliau memerintahkan agar para menteri dan para gubernur berbai’ah dengan nama bakal khalifah yang tercantum dalam surat wasiat tersebut.
Naiknya Umar sebagai Amirul Mukminin
Seluruh umat Islam berkumpul di dalam masjid dalam keadaan bertanya-tanya, siapa khalifah mereka yang baru. Raja’ Ibn Haiwah mengumumkan, "Bangunlah wahai Umar bin Abdul-Aziz, sesungguhnya nama engkaulah yang tertulis dalam surat ini".Umar bin Abdul-Aziz bangkit seraya berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya jabatan ini diberikan kepadaku tanpa bermusyawarah dahulu denganku dan tanpa pernah aku memintanya, sesungguhnya aku mencabut bai’ah yang ada dileher kamu dan pilihlah siapa yang kalian kehendaki".
Umat tetap menghendaki Umar sebagai khalifah dan Umar menerima dengan hati yang berat, hati yang takut kepada Allah dan tangisan. Segala keistimewaan sebagai khalifah ditolak dan Umar pulang ke rumah.
Ketika pulang ke rumah, Umar berfikir tentang tugas baru untuk memerintah seluruh daerah Islam yang luas dalam kelelahan setelah mengurus jenazah Khalifah Sulaiman bin Abdul-Malik. Ia berniat untuk tidur.
Pada saat itulah anaknya yang berusia 15 tahun, Abdul-Malik masuk melihat ayahnya dan berkata, "Apakah yang sedang engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?".
Umar menjawab, "Wahai
anakku, ayahmu letih mengurusi jenazah bapak saudaramu dan ayahmu tidak pernah
merasakan keletihan seperti ini".
"Jadi apa engkau akan
buat wahai ayah?", Tanya anaknya ingin tahu.
Umar membalas, "Ayah akan
tidur sebentar hingga masuk waktu zuhur, kemudian ayah akan keluar untuk salat
bersama rakyat".
Apa pula kata anaknya apabila
mengetahui ayahnya Amirul Mukminin yang baru “Ayah, siapa pula yang menjamin
ayah masih hidup sehingga waktu zuhur nanti sedangkan sekarang adalah
tanggungjawab Amirul Mukminin mengembalikan hak-hak orang yang dizalimi” Umar
ibn Abdul Aziz terus terbangun dan membatalkan niat untuk tidur, beliau
memanggil anaknya mendekati beliau, mengucup kedua belah mata anaknya sambil
berkata “Segala puji bagi Allah yang mengeluarkan dari keturunanku, orang yang
menolong aku di atas agamaku”Pemerintahan Umar bin Abdul-Aziz
Hari kedua dilantik menjadi khalifah, beliau menyampaikan khutbah umum. Dihujung khutbahnya, beliau berkata “Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw dan tiada kitab selepas al-Quran, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana hukum Allah, aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah” Beliau kemudian duduk dan menangis "Alangkah besarnya ujian Allah kepadaku" sambung Umar Ibn Abdul Aziz.Beliau pulang ke rumah dan menangis sehingga ditegur isteri “Apa yang Amirul Mukminin tangiskan?” Beliau mejawab “Wahai isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jawatan ini dan aku sedang teringat kepada orang-orang yang miskin, ibu-ibu yang janda, anaknya ramai, rezekinya sedikit, aku teringat orang-orang dalam tawanan, para fuqara’ kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan mendakwaku di akhirat kelak dan aku bimbang aku tidak dapat jawab hujjah-hujjah mereka sebagai khalifah kerana aku tahu, yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah saw’’ Isterinya juga turut mengalir air mata.
Umar Ibn Abdul Aziz mula memeritah pada usia 36 tahun sepanjang tempoh 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan beliau sangat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tiada siapa pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta zakat yang menggunung itu terpaksa diiklankan kepada sesiapa yang tiada pembiayaan untuk bernikah dan juga hal-hal lain.
Surat dari Raja Sriwijaya
Tercatat Raja Sriwijaya pernah dua kali mengirimkan surat kepada khalifah Bani Umayyah. Yang pertama dikirim kepada Muawiyah I, dan yang ke-2 kepada Umar bin Abdul-Aziz. Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (860-940) dalam karyanya Al-Iqdul Farid. Potongan surat tersebut berbunyi:[4]Dari Rajadiraja...; yang adalah keturunan seribu raja ... kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan yang lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.
Hari-hari terakhir Umar bin Abdul-Aziz
Umar bin Abdul-Aziz wafat disebabkan oleh sakit akibat diracun oleh pembantunya. Umat Islam datang berziarah melihat kedhaifan hidup khalifah sehingga ditegur oleh menteri kepada isterinya, "Gantilah baju khalifah itu", dibalas isterinya, "Itu saja pakaian yang khalifah miliki".Apabila beliau ditanya “Wahai Amirul Mukminin, tidakkah engkau mau mewasiatkan sesuatu kepada anak-anakmu?”
Umar Abdul Aziz menjawab: "Apa yang ingin kuwasiatkan? Aku tidak memiliki apa-apa"
"Mengapa engkau tinggalkan anak-anakmu dalam keadaan tidak memiliki?"
"Jika anak-anakku orang soleh, Allah lah yang menguruskan orang-orang soleh. Jika mereka orang-orang yang tidak soleh, aku tidak mau meninggalkan hartaku di tangan orang yang mendurhakai Allah lalu menggunakan hartaku untuk mendurhakai Allah"
Pada waktu lain, Umar bin Abdul-Aziz memanggil semua anaknya dan berkata: "Wahai anak-anakku, sesungguhnya ayahmu telah diberi dua pilihan, pertama : menjadikan kamu semua kaya dan ayah masuk ke dalam neraka, kedua: kamu miskin seperti sekarang dan ayah masuk ke dalam surga (kerana tidak menggunakan uang rakyat). Sesungguhnya wahai anak-anakku, aku telah memilih surga." (beliau tidak berkata : aku telah memilih kamu susah)
Anak-anaknya ditinggalkan tidak berharta dibandingkan anak-anak gubernur lain yang kaya. Setelah kejatuhan Bani Umayyah dan masa-masa setelahnya, keturunan Umar bin Abdul-Aziz adalah golongan yang kaya berkat doa dan tawakkal Umar bin Abdul-Aziz.