Popular Post

Posted by : Unknown Selasa, 12 November 2013


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.  Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran[1].

B.     Pemilihan Media
Media Jadi dan Media Rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu. Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi dalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang  secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipnya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya
sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat. Mungkin, faktor waktu, tenaga dan biaya ini dikaitkan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menyebabkan banyak Negara berkembang memilih media jadi baik untuk diangkat secara utuh dengan modifikasi seperlunya, maupun diadaptasikan dengan keadaan setempat.

C.     Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah :
a.       Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
b.      Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi.
c.       Ingin member gambaran atau penjelasan yang lebih konkret.Merasa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.
d.      Jadi, dasar pertimbangan untuk memeilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
1.      Alasan Teoritis Pemilihan Media
Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan evaluasi maka sudah seharusnya guru menggunakan media.
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari oleh konsep pembelajaran dalam sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sasuai dengan materi strategi yang digunakan dan karakteristik siswa.
2.      Alasan Praktis Pemilihan Media
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996) sebagai berikut :
a.       Demonstration
Dalam hal ini media dugunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaa, cara mengoperasikan, dan lain-lain.
b.      Familiarity
Penggunaan media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga, biaya sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama.
c.       Clarity
Yaitu untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
d.      Active Learning
Siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional.

D.    Kriteria Pemilihan
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajar, setidaknya masih ada empat faktor  lagi  yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.
1.      Ketersidiaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada harus dibeli atau dibuat sendiri.
2.      Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya
3.      Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing  dan dipindahkan.
4.      Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada sejenis media yang biaya produksinya mahal seperti program film bingkai. Namun bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya murah misalnya brosur tetapi setiap waktu materinya berganti.
Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.

E.     Model / Prosedur Pemilihan Media
Bila dilihat dari bentuknya, dapat dikelompokkan menjadi tiga model yaitu :
1.      Model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran/eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2.      Model Matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3.      Model Checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model Checklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model Matriks lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan, sedang model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancangan.
Andreson  melihat pemilihan media sebagia bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan instruksional. Untuk keperluan itu dia membagi media dalam sepuluh kelompok:
1.      Media Audio
2.      Media Cetak
3.      Media Cetak Bersuara
4.      Media Proyeksi (Visual) Diam
5.      Media Proyeksi dengan Suara
6.      Media Visual Gerak
7.      Media Audio Visual Gerak
8.      Objek
9.      Sumber Manusia dan Lingkungan
10.  Media Komputer seperti terlihat pada lampiran
Prosedur pemilihannya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan yang disampaikan bersifat informasi/hiburan atau pesan instruksional. Bila pesan instruksional yang ingin ditampilkan, apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar (media) atau sarana mengajar (peraga). Prosedur selanjutnya ialah menentukan strategi instruksionalnya, yaitu apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik atau kognitif. Pemilihan strategi belajar ini mengikuti prosedur diagram pemilihan media seperti pada lampiran. Selanjutnya kita memilih media yang sesuai untuk menentukan pilihan akhir. Pertimbangan untuk memperbandingkan ini dapat dilihat misalnya dari kriteria kemudahan diperolehnya, keluwesan pemakaiannya (mudah dibawa ke mana-mana), kesesuaiannya dengan sumber-sumber kondisi dan keterbatasan yang ada seperti tenaga, fasilitas, dana, dan lain sebagainya.
Prosedur lain untuk pemilihan media dibuat dalam bentuk matriks seperti yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1977) yang ingin melihat kesesuaian media dengan tingkat kesulitan pengendalian oleh pemakai. Contoh lain yang juga mempergunakan pendekatan matriks adalah model yang dikembangkan oleh Allen. Allen melihat bahwa media tertentu mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu terhadap yang lain untuk tujuan belajar tertentu dan sebaliknya. 

F.      Manfaat Media dalam Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran.  Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.  Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1.      Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3.      Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5.      Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6.  Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7.  Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8.  Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.[2]

                 Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain.  Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1.      Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan     informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.      Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3.      Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4.      Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata.  Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang[3].





























[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007). h. 4.
[2] Media Pembelajaran, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, 2003). h. 17
[3] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Raja Grafindo Persada, 2007). h. 27

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © roidatul khoiriah - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -